Pada
zaman dahulu kala hiduplah sepasang dinosaurus yang berbahagia, mereka memiliki
rumah yang sederhana berbentuk segitiga di pinggir sungai di dekat gunung Clawtooth.
Mereka membuat ladang jagung dan kandang ayam di tanah depan rumahnya, ladang
tersebut ditanami jagung yang mereka siram setiap hari. Saat ini mereka berdua
sedang menunggu lahirnya anak-anak mereka, ada 3 buah telur yang kini dierami
oleh sang ibu (Frances Mcdormand). Ayah dinosaurus, Henry (Jeffrey Wright),
sedang menyiram tanaman saat ibu memanggilnya untuk melihat menetasnya
telur-telur mereka. Dari telur pertama dan kedua lahirlah Libby (Maleah Padilla)
dan Buck (Marcus Scribner). Sedangkan telur ketiga ini sangat spesial,
ukurannya dua kali lebih besar daripada dua telur lainnya, dari telur yang
besar tersebut lahirlah si bungsu Arlo (Raymond Ochoa), anehnya walaupun ukuran
telurnya lebih besar dibandingkan kedua saudaranya tapi ukuran tubuhnya sangat
kecil.
Anak-anak
dinosaurus memiliki tugas masing-masing dalam kelangsungan hidup keluarga
mereka, dapat dipastikan tak ada seorang pun dalam anggota keluarga yang
menganggur. Libby mendapat tugas mengurus ladang jagung, Buck mendapat tugas
mencari kayu, sedangkan si kecil Arlo bertugas memberi makan ayam di kandang.
Tugas tersebut adalah sebuah tantangan yang besar bagi Arlo, karena induk ayam
terkenal sangat galak dan suka mengejarnya, sehingga tugas memberi makan ayam
menjadi siksaan baginya. Suatu hari ayah dan ibu menunjukkan kepada ketiga
anaknya tempat penyimpanan makanan mereka yang sangat berharga. Dengan
menggunakan tanah berlumpur, ayah dan ibu memberi cap kaki di tembok batunya.
Namun cap tersebut hanya bisa diberikan ketika seekor dinosaurus telah
melakukan hal yang besar. Buck memberi cap kakinya setelah dia mengumpulkan
banyak kayu, Libby memberi cap kakinya setelah dia membajak tanah ladang
sehabis panen. Sedangkan Arlo, hanya bisa melihat cap-cap kaki itu dengan
sedih, tugas memberi makan ayam terlalu berat baginya.
Tak tega
melihat kesedihan Arlo, ayah memiliki ide untuk memberinya tugas yang lain,
yaitu membunuh makhluk yang selama ini mencuri persediaan jagung mereka.
Menurut ayah tugas ini cukup mudah, Arlo hanya tinggal memukul makhluk itu
hingga mati setelah si makhluk terkena jebakan yang telah ayah buat. Tapi
setelah makhluk yang dimaksud terjebak tali yang ayah buat, Arlo malah tidak
tega untuk membunuhnya, dan membiarkan makhluk itu lari. Ternyata makhluk yang
selama ini mencuri persediaan jagung mereka adalah seorang anak manusia purba.
Anak tersebut sangat dekil, tidak dapat berbicara, dan berjalan menggunakan
tangan dan kakinya seperti binatang.
Ayah
sangat marah karena Arlo membiarkan buruan mereka kabur, kemudian mereka berdua
pun mengejarnya hingga melewati tanah yang berbatu-batu dan licin di pinggir
sungai. Tiba-tiba saja badai datang, air sungai meluap dan banjir, arusnya
sangat deras, ayah kehilangan pijakan dan tergelincir kedalam sungai yang
bergejolak. Dengan demikian, Arlo pun tak akan bertemu dengan ayahnya lagi. Dia
pulang dengan kalah, dan menceritakan kabar duka ini kepada keluarganya.
Beberapa hari setelah kematian ayahnya, si anak datang kembali, kali ini Arlo
takkan membiarkannya kabur, dia mengejar hingga terpeleset jatuh ke sungai,
terbawa arus sangat jauh dan akhirnya tersesat di hutan. Namun dia selalu ingat
kata-kata ayahnya; selama dia bisa menemukan sungai, maka dia bisa pulang
mengikuti jalurnya.
Ternyata Arlo
tersesat terlalu jauh dari rumah, dia tidak bisa pulang. Maka dimulailah
petualangan Arlo bersama Spot (Jack Bright), si anak manusia purba. Pada
awalnya, tujuan Arlo adalah untuk membunuh anak tersebut, tapi karena Arlo
adalah dinosaurus rumahan yang tidak pernah pergi kemanapun, keberadaannya di
alam liar membuatnya bingung dan putus asa, untunglah Spot selalu membantunya,
mencarikannya makan, menolong saat dia tertimpa pohon, mengajarinya berenang
saat dia tercebur sungai dan membantu menemukan jalan pulang. Sebaliknya, Arlo
juga menolong Spot saat dia hampir dimakan burung pemakan daging. Spot adalah satu-satunya yang menjadi
temannya di malam yang sepi di tengah hutan, Spot yang awalnya adalah buruan,
berganti menjadi sahabat sejati Arlo dalam masa-masa sulit.
Dalam pencariannya
menemukan jalan pulang, Arlo mengetahui bahwa Spot sebatang kara, kedua orang
tuanya telah meninggal. Namun suatu hari, mereka berdua menemukan ada keluarga
manusia purba lain di hutan. Arlo menyuruh Spot untuk tinggal bersama keluarga
itu, karena mereka sesama manusia dan sebenarnya Spot terlalu kecil untuk hidup
sendirian, walaupun dia pandai bertahan hidup di hutan tapi tetap saja dia membutuhkan orang lain untuk
menjaganya. Maka berpisahlah dua sahabat tersebut, dan Arlo pun sampai di
rumah. Arlo berhasil melakukan hal yang besar, akhirnya dia berhak memberikan
cap kakinya di tembok batu disamping cap kaki saudara-saudaranya yang lain.(bn)
No comments:
Post a Comment