Daisy (Saoirse Ronan), seorang gadis remaja penderita penyakit syaraf dan anoreksia yang berasal dari Amerika, dikirim oleh ayahnya untuk berlibur musim panas ke rumah Bibinya Penn (Anna Chancellor), di sebuah pedesaan di Inggris. Pada saat itu Negara Paris dilaporkan telah di bom, dan Inggris juga menjadi tempat yang tidak aman serta terancam akan pecah perang. Namun, Daisy sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumah bibinya sehingga dia tidak terlalu mengenal para sepupunya. Di Bandara Heathrow, Daisy dijemput oleh anak bibinya yang kedua, Isaac (Tom Holland). Sesampainya di pertanian yang ternyata telah bobrok dan sangat kotor, Bibi Penn tidak ada di rumah, para sepupu menyambutnya; Piper (Harley Bird) anak ketiga, Edmund/Eddie (George MacKay) anak pertama, dan seorang anak tetangga bernama Joe (Danny McEvoy). Meskipun awalnya perilakunya kasar, Daisy kemudian menjadi sedikit ramah karena mengetahui bahwa ibunya yang kini telah meninggal, dulu sering tinggal di pertanian itu saat masih sakit. Daisy kemudian juga jatuh cinta pada Eddie, seorang pemuda pendiam dan berkemauan keras seperti dirinya, dan mengetahui bahwa Eddie memiliki kemampuan misterius yang sangat tidak lazim dalam berhubungan dengan binatang. Beberapa hari setelah kedatangannya, Bibi Penn yang ternyata seorang tenaga profesional dalam menangani teroris ekstrim berangkat ke Geneva untuk menghadiri rapat darurat. Mengambil keuntungan dari kepergian ibu mereka, para sepupunya, Daisy dan Joe serta anjing Piper bernama Jet, pergi berjalan-jalan di hutan dan mandi di sungai.
Kebahagiaan musim panas mereka berakhir saat gabungan teroris meledakkan bom nuklir di London dan berpotensi menyebabkan seratus dari seribu orang terbunuh, radioaktif dari nuklirnya mencapai rumah mereka di pertanian. Konsekuensi dari bom tersebut adalah padamnya listrik di seluruh wilayah dan mereka juga mendengar dari siaran radio darurat bahwa pernyataan perang telah dicetuskan. Keesokan harinya, seorang pria dari kantor Konsulat Amerika datang ke rumah dan menawarkan Daisy tiket pulang ke Amerika yang berlaku untuk esok hari. Meskipun demikian, pria tersebut tidak dapat membawa para sepupunya, dan hanya memberikan nasihat agar mereka tetap tinggal di dalam rumah dan menunggu evakuasi. Tapi para sepupunya menolak untuk pergi dari rumah mereka dan memilih untuk bersembunyi di sebuah gudang tak terpakai, sedangkan Joe pergi untuk ikut orangtuanya mengevakuasi diri. Setelah membantu para sepupunya untuk menyiapkan persembunyian mereka di gudang, Daisy bermesraan dengan Eddie, kemudian dia memutuskan untuk tidak pulang ke Amerika dan tetap tinggal bersama mereka. Namun, keesokan harinya, tentara Inggris menemukan mereka di gudang dan membawa keempatnya ke kota terdekat. Sayangnya, laki-laki dan perempuan dievakuasi ketempat yang berbeda, sehingga Daisy dan Piper harus berpisah dari Eddie dan Isaac. Sebelum berpisah, Eddie diam-diam berpesan kepada Daisy untuk kabur dan kembali pulang jika ada kesempatan. Daisy dan Piper dibawa ke rumah Mayor Tentara Inggris, istrinya yang baik membantu mereka. Berencana untuk kabur, Daisy dengan hati-hati mengumpulkan perbekalan. Tapi kawasan di rumah Mayor diserang oleh musuh sebelum Daisy memiliki waktu untuk mengambil semua yang dia butuhkan.
Daisy dan Piper berjalan jauh melintasi kota, melewati hutan, lembah dan perbukitan. Saat beristirahat di pinggir jalan, Daisy sering memimpikan Eddie, kemudian meramalkan bahwa mimpi-mimpinya adalah indikasi tentang keadaan Eddie saat itu. Suatu malam, Daisy terbangun dan melihat ada gerombolan pemerkosa, dia membangunkan Piper dan keduanya langsung lari. Keesokan harinya, Piper mulai merengek karena kelelahan, tapi Daisy mengancam dan memperingatkannya bahwa jika Piper tidak diam dan terus berjalan, Daisy akan lari dan Piper akan ditinggal sendirian sehingga dia tidak akan mampu menjaga dirinya sendiri, karena Daisy ingin segera bertemu dengan saudaranya. Saat keduanya sampai di tempat evakuasi untuk anak laki-laki, mereka menemukan bahwa telah terjadi pembantaian besar-besaran dan tidak ada seorang pun yang masih hidup. Daisy memeriksa mayat satu persatu untuk mencari saudara mereka, dan menemukan Isaac menjadi salah satu korban. Daisy kemudian mengambil kacamatanya dan menguburkannya di hutan. Berharap Eddie masih hidup, keduanya kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah jalan mereka bertemu dengan dua orang laki-laki bersenjata yang tiba-tiba mengejar mereka. Piper dan Daisy mencoba untuk bersembunyi, tapi kedua penjahat tersebut berhasil menemukan Piper. Daisy terpaksa keluar dan mengancam mereka dengan senjata yang dia bawa kemudian menembak mereka dengan kalang kabut, dia berhasil membunuh salah satunya dan melukai yang lain hingga kabur. Setelah itu, Daisy menyadari bahwa petanya hilang, dan kemungkinan mereka untuk menemukan jalan pulang menjadi mustahil di tengah hutan yang luas, tapi kemudian mereka menemukan elang milik Eddie, mereka mengikutinya dan sampai ke rumah.
Rumah mereka telah dijarah dan kosong, hanya Jet yang masih ada disana, Eddie tidak terlihat dimanapun. Meski Piper lega karena sudah pulang kembali, tapi Daisy berlari keluar rumah dan menangis tersedu-sedu. Keesokan harinya, keduanya mendengar Jet menggonggong, Daisy berlari kehutan dimana dia menemukan Eddie tergeletak tidak sadarkan diri, dibadannya terdapat beberapa luka bakar yang sangat parah dan matanya lebam. Ketika Daisy membawa pulang dan merawatnya, gencatan senjata telah diumumkan, listrik menyala kembali, pemerintahan baru telah dibentuk, dan negara tersebut mulai memperbaiki diri. Bagaimanapun juga, satu hal yang telah jelas adalah Eddie menderita penyakit stress pasca trauma dan dia tidak berbicara dengan suara keras. Setelah Eddie tidak sengaja melukai tangannya saat berkebun, Daisy mengisap lukanya, sesuatu yang dulu pernah Eddie lakukan untuknya. Daisy kemudian mencium Eddie, berharap dia akan segera sembuh.(bn)
No comments:
Post a Comment